BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam dunia ini
segala sesuatu yang hidup pasti memiliki bagian-bagian yang fungsinya
bermacam-macam. Seperti yang kita ketahui bahwa organism yang hidup baik
tumbuhan maupun hewan pada dasarnya memiliki sel, ada yang terdiri dari satu
sel (uniseluler) atau bahkan yang terdiri dari banyak sel (multiselluler).
Sel-sel tersebut menyusun tubuh tumbuhan dan hewan, kumpulan dari berbagai sel
tersebut kemudian membentuk jaringan. Jaringan inilah yang mempunyai fungsi
pada tumbuhan dan hewan. Pada pembahasan kali ini hanya dibatasi jaringan pada
tumbuhan, tumbuhan pada dasarnya memiliki lima jaringan utama yang memiliki
fungsi dan peran yang berbeda pada tumbuhan. Jaringan-jaringan inilah yang akan
membantu siklus hidup dari tumbuhan. Sehingga tumbuhan dapat melangsungkan
hidupnya dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti fotosintesis dan
respirasi. Proses fotosintesis umumnya terjadi di pada daun yang berwarna hijau
dengan bantuan senergi sinar matahari. Fotosintesis menghasilkan zat-zat
makanan bagi tumbuhan yang harus disebarkan keseluruh tubuh tumbuhan.
Penyebarab zat-zat makanan keseluruh tubuh pada tumbuhan dibantu oleh jaringan
pengangkut, dalam hai ini jaringnan pengangkut yang berperan dalam menyebarkan
zat-zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan adalah jaringan
floem.
B.
Tujuan
penulisan makalah
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk
mengetahui pengertian dari jaringan?
2. Untuk
mengetahui jaringan apa saja yang terdapat pada tumbuha?
3. Untu
mengetahui nutrisi apa saja yang diperlukan oleh tumbuhan?
4. Untuk
mengetahui akibat dari kekurangan nutrisi pada tumbuhan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jaringan
Dalam setiap
organisme yang hidup baik tumbuhan dan hewan tersusun atas sel dan jaringan.
Sel merupakan bagian atau unit struktural terkecil dari mahluk hidup, kumpulan
dari beberapa sel sejenis yang memiliki bentuk dan fungsi sama disebut dengan
jaringan. Jaringan pada mahluk hidup tumbuhan dan hewan berbeda, pada pembahasan
kali ini tidak membahas jaringan pada hewan, namun jaringan pada tumbuhan.
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas lima jaringan utama yaitu jaringan
meristem, jaringan parenkim, jaringan pelindung, jaringan penguat, jaringan
pengangkut. Di setiap jaringan tersebut memiliki bagian-bagian yang memiliki
fungsi berbeda antara bagian yang satu dengan yang lain.
B.
Jaringan
Meristem
Menurut Herlina
(2004:12) jaringan meristem adalah jaringan yang selnya dapat membelah secara
terus-menerus dan tidak terbatas, dengan tujuan untuk menambah sel tubuh.
Jaringan ini terdapat pada ujung batang atau cabang, dan ujung akar. Meristem
di bagian ini disebut meristem primer karena mengawali pertumbuhan biomassa.
Meristem juga ditemukan pada batang dan akar. Sel meristem mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan
dan pertumbuhan.
2.
Biasanya tidak ditemukan ruang antarsel diantara
sel-sel meristem.
3.
Sel-selnya mungkin berbentuk bulat,lonjong, atau
polygonal dengan dinding sel yang tipis.
4.
Masing-masing sel banyak mengandung sitoplasma
dan mengandung satu atau lebih inti sel.
5.
Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.
Meristem dikelompokkan
berdasarkan berbagai kriteria, antara lain posisinya dalam tumbuhan,
asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya,
dan fungsinya.
Berdasarkan posisinya dalam
tumbuhan, meristem dikelompokkan atas:
1. Meristem
apikal: terdapat pada pucuk utama batang dan ujung akar.
2. Meristem
interkalar: terdapat diantara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal
ruas tumbuhan suku rumput-rumputan.
3. Meristem lateral:
terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukanya, contohnya kambium
dan kambium gabus (falogen).
Gambar 1.1 gambar
dari meristem apikal Gambar 1.2
gambar meristem lateral
Gambar 1.3 gambar jaringan meristem interkalar
Berdasarkan asal-usulnya
meristem dikelompokkan atas:
1. Meristem
primer: apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem
apikal).
2. Meristem
sekunder: apabila sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah
mengalami diferensiasi.
Menurut Nugroho dkk (2010:82-83)
meristem primer berasal dari sel-sel initial yang disebut promeristem,
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Harberlandt akan berkembang menjadi
protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan berdeferensiasi
menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi menjadi system
jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim
(jaringan dasar).
Meristem sekunder berasal dari
sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi meristematik. Sel-sel meristem
sekunder berbentuk pipih atau prisma yang dibagian tengahnya terdapat vakuola
yang besar. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di
dalam batang dan akar dari tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae serta
beberapa tumbuhan dari golongan Monocotyledonae. Sedangkan kambium gabus
terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang sukar
ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umumnya bersifat mati.
C.
Jaringan
Parenkim
Jaringan
parenkim merupakan suatu jaringan yang tebentuk dari sel-sel hidup, dengan
struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi, dan masih melakukan segala
kegiatan proses fisiologis. Jaringan parenkim juga disebut jaringan dasar
karena dijumpai hampir di setiap bagian
tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim dijumpai diantara epidermis
dan pembuluh angkut, sebagi kortek. Parenkim juga dapat dijumpai sebagai
empelur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang
berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai
sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buaj dan biji.
Berdasarkan
fungsinya, parenkim dibedakan menjdi beberapa macam diantaranya adalah:
1. Parenkim
asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses pembuatan zat-zat
makanan, terletak di bagian tumbuhan berwarna hijau.
2. Parenkim
penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, terletak
dibagian dalam tumbuhan, misalnya empelur batang, akar, umbi, ubi lapis, dan
akar rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan berypa gula,
tepung, lemak, dan protein.
3.
Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun air untuk
menghadapi masa kering.umumnya sel berukuran besar, berdinding tipis,
sitoplasmanya tipis, mengandung hanya sedikit kloropasatau bahkan tidak ada ama
sekali. Sel penyimpan air mempunyai vakuola besar yang berisi cairan berlendir.
Senyawa berlendir ini dapat meningkatkan kapsitas penyimpanan air dan juga
terdapat dalam sitoplasma maupun dinding sel. Miaslnya pada daun Aloe sp.(Sri Mulyani 2006:112-113, Anatomi Tumbuhan)
4. Parenkim
udara, dijumpai pada alan pengapung tumbuhan, dan umumnya pada tumbuhan yang
hidupnya di air atau hidrofit, seperti pada tumbuhan enceng godok (Eichhorniabcrassipes). Parenkim udara
juga dapat dijumpai pada tangkai daun Canna
sp. sebagai tempat penyimpan udara.
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan
menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut:
1. Parenkim
palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji, berbentuk sel
panjang, tegak, mengandung banyak kloropas.
2. Parenkim
bunga karang, parenkin ini juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun,
bentuk dan ukurannya tidak teratur dengan ruang antar sel yang lebih besar.
Gambar 2.1 jaringan parenkim
palisade dan parenkim bunga karang pada daun.
D.
Jaringan
Pelindung
Jaringan
pelidung pada tumbuhan terdiri dari epidermis, korteks, dan endodermis. Meskipun
jaringan tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu melindungi jaringan yang ada
di bawahnya, namun asalnya berbeda-beda.
1.
Epidermis
Mulyani
(2006:132) menyatakan epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga,
buah, biji, batang, dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara
fungsi dan morfologi, sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi
menjadi semacam rambut, sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. Secara
topografi dan ontogeny, epidermis merupakan jaringan yang seragam. Sel-sel
epidermis memiliki bentuk yang berfariasi,misalnya epidermis berbentuk tubular
da[pat dijumpai pada helaian daun Dicotyledonae dan berbantuk memanjang pada
dijumpai pada daun Monocotyledonae. Pada helai daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal. Sel-sel epidermis
memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolism. Sel-sel
inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain
yang sering disebut derivate epidermis, seperti stomata, trikoma, sel kipas,
sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a. Stomata
Stomata adalah lubang atau celah
yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan berwarna hijau dibatasi oleh sel
oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel
yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lain dan disebut sel
tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan
gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama
tinggi dengan permukaan epidermis (disebut panerofor),
atau lebih rendah dari permukaan epidermis (disebut kriptofor), atau lebih tinggi dengan permukaan epidermis (disebut
tipe menonjol).pada tumbuhan Dicotyledonae, sel penutup biasanya berbentuk
seperti ginjal bila dilihat dari atas sedangkan pada tumbuhan pada suku
rumput-rumputan (Poaceae) memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel
penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di
sampig sebuah sel penutup.
b. Trikoma
Trikoma berasal
dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang
menyerupai trikoma, tetapi lebih besar dan terbentuk dari jaringan epidermis
atau di bawah jaringan epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk
dari stele disebut spina. Trikoma mempunyai peranan yang sangat penting dalam
taksonomi tumbuhan karena kaadang familia tertentu dapat dikenal dari jenis
trikomanya. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah:
1. Mengurangi
penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun).
2. Meneruskan
rangsangan.
3. Mengurangi
gangguan hewan.
4. Membantu
penyerbukan bunga.
5. Membantu
penyebaran biji.
6. Menyerap
air serta garam-garam mineral dari dalam tanah.
c. Sel
Kipas
Sel kipas dapat
dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae dan Cyperaceae,
tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis disekitarnya. Ada beberapa pendapat mengenai
fungsi sel kipas. Slah satu pendapat mengatakan bahwa sel kipas berfungsi untuk
membuka daun yang menggulung pada daun muda. Sementara itu pendapat lain
menyatakan bahwa sel kipas berfungsi untuk menggulung atau membuka daun dewasa
sebab akibat kekurangan air. Penyelidikan yang dilakukan oleh Shields (1951)
pada 12 spesies Xerophyta menunjukan bahwa pembukaan daun muda maupun daun
dewasa karena penyerapan air bukan hanya dilakukan oleh sel kipas saja tetapi
ada unsur lain ikut berperan serta. Menurut Metcalfe (1959), sel silica sering
berisi silica dinding luarnya tebal dan mengandung kutin.
2.
Korteks
Korteks
terbentuk dari lapisan sel di bawah epidermis dan didnding sel yang mengalami
penebalan.
3.
Endodermis
Endodermis
tersusun dari beberapa sel yang membentuk silinder. Endodermis terdapat pada
jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Gambar 3.1
jaringan epidermis
Gambar
3.2 gambar jaringan endodermis dan korteks
E.
Jaringan
Penguat
Jaringan
penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan agar
dapat melakukan perimbangan perimbangan bagi pertumbuhannya. Berdasarkan bentuk
dan sifatnya jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim.
1.
Jaringan
Kolenkim
Jaringan
kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ
tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan
kolenkim tersusun oleh sel-sel yang hidup, bentuk selnya sedikit memanjang,
umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tidak teratur, dan hanya
memiliki dinding primer, lunak, lentur, dan tidak berlignin. isi sel dapat
mengandung kloropas dan tannin. Secara ontogeni, jaringan perenkim berkembang
dari sel-sel memanjang yang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal
diferensiasi meristem atau berkembang dari sel-sel isodiametris pada jaringan
meristem dasar (Hartanto Nugroho dkk 2010:91).
Kolenkim dapat
dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah, pada akar yang
terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada kebanyakan
Monocotyledoneae tidak dapat dijumpaiadanya kolenkim jika skelerenkim dibentuk
sejak tumbuhan masih muda. Berdasarkan penebalan dinding selnya klenkim dapat
dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
a. Kolenkim
anguler(kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan
memanjang mengikuti sumbu sel.
b. Kolenkim
lamaler (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada dinding
trangresial (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat
seperti papasn yang berderet-deret.
c. Kolenkim
tubular (kolenkim lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap
ruang antar sel.
d. Kolenkim
cincin (kolenkim anular), pada penanmpang lintang lumen sel berbentuk lingkaran
atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewsa terlihat bahwa pada tipe
sudut penebalan bersambung pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi.
Gambar 4.1 jaringan kolenkim
2.
Jaringan
sklerenkim
Sklerenkim
merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal, umumnya terdiri
dari zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal. Pada umumnya sel sklerenkim tidak
lagi mengandung protoplas atau dengan kata lain sel-selnya telah mati dengan
dinding sel yang tebal sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan
sklerenkim terdiri dari serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel
batu).
Gambar 4.2 jaringan kolenkim dan sklerenkim
a. Serabut
Serabut pada
umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam
berkas pengangkut , serabut biasanya merupakan satu seludang yang berhubungan
dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar dalam xilem dan
floem. Berdasarkan tempatnya, serat sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu
serat xilem apabila serat tersebut terdapat di dalam system jaringan xilem.
Serat extra xilem apabila serat tersebut terdapat di luar system jaringan
xilem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm sampai dengan 25 cm.
b. Sklereid
Sklereid
terdapat dlam semua jenis tumbuhan tingkat tinggi, terutama di dalam kulit
kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji. Sel sklereid biasa terdapat
secara soliter sebagai idioblast atau dalam kumpulan sel dengan jumlah yang besar
bahkan pada tempurung kelapa hampir seluruhnya terdiri dari sklereid. Secara
ontogenis, sklereid berkembang dari sel-sel perenkim melalui penebalan sekunder
dinding selnya. Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi lima macam
yaitu:
1. Brakisklereid,
merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai pada floem
kulit kayu serta daging buah tertentu pear (Pyrus
communis).
2. Makrosklereid,
merupakan senutan bagi sklereid yang bentuknya sperti tongkat dan dijumpai pada
kulit biji tumbuhan suku kacang-kacangan.
3. Osteosklereid,
apabila bentunya seperti tulang dengan ujung yang membesar dan kadadang-kadang
sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit biji dan kadang-kadang
dalam daun Dicotyledoneae.
4. Asterosklereid,
merupakan sklereid yang bercabang berbentuk seperti bintang dan sering terdapat
pada daun.
5. Trikosklereid,
merupakan sklereid yang memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang
teratur.
F.
Jaringan
Pengangkut
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem
meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seprti serabut dan parenkim
xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida, berfungsi mengangkut mineral dan
air dari akar sampai daun,sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun kebagian organ yang lain, yaitu batang, akar, atau umbi.
Floem terdiri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim floem.
1.
Xilem
Xilem merupakan
suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai macam bentuk sel.
Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal
tersusun dari zat lignin, fungsi utamanya untuk mengangkut air dan mineral,
pada tahap tertentu berfungsi sebagai penguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur
trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem (Hartanto dkk. 2010:95).
a. Unsur
trakeal
Unsur trakea
dalah unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta zat terlarut di
dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat
mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal
terdiri daru dua macam sel yaitu trakea dan trakeida. Trakea (pembuluh kayu)
terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang dengan ujung yang berlubang
dan menyambung pada ujung dan pangkalnya. Sedangkan trakeida merupakan sel
panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga pengangkutan
melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa. Bagian
trakea yang berlubang disebut lubang preforasi. Pada tumbuhan dikenal tiga
macam lempeng preforasi sederhana dengan sebuah lubang yang memenuhi seluruh
dinding ujung sel yang ditempati, lempeng preforasi skalariform dengan lubang
pipih dan sejajar lempeng sehingga menunjukan bentuk tangga, lempeng preforasi
jala dengan jalinan lubang membentuk jala. Lempeng preforasi skalariform dan
jala disebut juga lempeng preforasi majemuk.
b.
Serat xilem
Serat xilem
merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin. Ada dua
macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat libriform. Serat
librifrom mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal
disbanding serat trakeid. Dijumpai noktah sederhana pada serat libriform,
sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung.
c.
Parenkim xilem
Parenkim xilem
biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai pada xilem primer
maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yait
parenkim kayu dan parenkim jari-jari empelur. Parenkim kayu sel-selnya dibentuk
oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder
pada dindingnya. Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagi tempat cadangan
makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya
pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium. Parenkim
jari-jari empelur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk
dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang kearah radial dan sel-sel bersumbu
panjang kea rah vertikal.
2.
Floem
Floem merupakan
jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun
Dario berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur
floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae),
serat-serat floem dan parenkim floem.
a.
Unsur Tapis
Cirri khas dari
unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti daro protoplas.
Daereh tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui
oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan.
Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang
trangesial dan membulat di bidang radial. Dinding rateral banyak mengandung
daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis dinding ujungnya saling
berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk
deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b. Sel
Pengiring
Sel pengiring
berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring biasanya merupakan untaian
atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup.
Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui
pembuluh tapis.
c. Sel
Albumin
Sel albumin
merupakan sel-sel jari-jari empelur dan sel-sel parenkim buluh tapis yang
mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada
tumbuhan Gymnospermae.
d. Serat-Serat
Floem
Letak serat-serat
floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat terdapat di bagian
jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu klaster atau
masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogeny. Sedang pada floem
sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat hidup
maupun mati, serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.
e. Parenkim
Floem
Parenkim floem
merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh tapis,
merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat-zat tepung ,
lemak, dan zat-zat organic lainnya.
Gambar
5.1 jaringan xilem dan floem
G.
Perolehan
Nutrisi Pada Tumbuhan
Tumbuhan
memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,berkembang,
dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala
tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat
menimbulkan masalah. Pada dasarnya tumbuhan
mendapatkan nutrisi tersebut dari dalam tanah, namun ada juga yang diberikan
oleh manusia sebagi perangsang atau penambahn akibat kuarangnya sebaian nutrisi
yang diperlukan oleh tumbuhan. Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi dua
kelompok yaitu makronutrein dan mikronutrein.
Makronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak yaitu,
Nitrogen, Kalsium, Sulfur, Magnesium, dan Fosfor. Berikut ini adalah
kepentingan dari makronutrein dan dampak yang diakibaatkan jika tumbuhan kekurangan makroutrein.
1. Nitrogen
Nitrogen (N) mempunyai kepentingan bagi tumbuhan untuk
memberikan warna 'hijau' kepada tumbuhan melalui pembentukan klorofil. Membantu
dalam pembentukan asam amino (protein) dan enzim-enzim di dalam sel-sel
tumbuhan. Dan membantu pertumbuhan tanaman. Kesan kekurangan nitrogen pada
tumbuhan akan menyebabkan daun akan menjadi kuning, daun di bawah akan gugur, pertumbuhan
pokok menjadi lambat.
Nitrogen amat mudah larut di dalam air. Oleh karena itu
penyiraman yang berlebihan akan memudahkan unsur ini hilang dengan cepat sebelum
mencapai akar tumbuhan atau penyerapan melalui daun. Pemberian pupuk yang
mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi akan meyebabkan kesan terbakar pada
bagian vital tumbuhan yang tidak akan mengeluarkan hasil (bunga atau buah).
2. Fosforus
Fosforus memiliki kepentingan bagi tumbuhan untuk merangsang
pertumbuhan akar, merangsang pemekaran bunga, membantu di dalam menguatkan sistem pertahanan utama. Jika
dalam tumbuhan kekurangan unsur ini maka akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat, warna daun menjadi hijau tua,
Akar pokok terhambat dan menjadi kecil, buah lambat untuk matang dan masak.
3. Kalsium
Kalsium Sangat diperlukan untuk pertumbuhan meristem pucuk
dan akar. Berperan di dalam pembentukan dinding sel tumbuhan, diperlukan di
dalam proses fotosintesis. Mengaktifkan enzim di dalam metabolisme karbohidrat
untuk menghasilkan protein dan asam amino. Berperanan di dalam pembagian sel
dan pertumbuhan tanaman dengan membantu penyebaran gula di jaringan.
Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mengatur penutupan dan pembukaan
lubang stomata, dan memperbaiki tekstur buah. Kekurangan unsur ini menyebabkan
pertumbuhan terhambat dan bentuk daun muda tidak seimbang dan tidak subur.
4. Magnesium
Magnesium memiliki peranan penting di dalam pembentukan
klorofil komponen penting di dalam protoplasma tanaman. Kekurangan magnesium
pada tanaman akan menyebabkan terjadinya klorosis (daun-daun menguning), dan
sebagian daun atau keseluruhan daun mati.
5. Sulfur
Unsur sulfur berperan untuk membantu pembagian sel,
mempercepat perkembangan buah, dan komponen penting di dalam protoplasma. Kesan
kekurangan unsur ini adalah daun muda menguning, dan pertumbuhan lambat.
Mikronutrien adalah
elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit seperti, Besi,
Boron, Mangan, Seng, Tembaga, dan Molibdenum. Berikut ini adalah tabel
kepentingan mikronuterin yang dibutuhkan tumbuhan dan akibat yang ditimbulkan
karena kekurangan mikronutrein.
No
|
Nutrein
|
Kepentingan
|
Kekurangan
|
1
|
Mangan (Mn)
|
Mengaktifkan
setengan enzim tanaman.
|
Klorosis,
Daun bertotol
kuning
|
2
|
Boron (B)
|
Diperlukan
dalam penguraian karbohidrat.
|
Pembentukan
bunga terhambat.
Pertumbuhan
pucuk dan akar.
|
3
|
Besi (Fe)
|
Penting di
dalam sintesis klorofil.
Sebagai
pemangkin di dalam tindak balas kimia tanaman.
|
Klorosis pada
urat daun.
|
4
|
Molybdenum (Mo)
|
Komponen enzim
yang terlibat metabolism nitrogen.
|
Pertumbuhan
terhambat.
|
5
|
Kuprum (Cu)
|
Komponen di
dalam enzim tanaman.
|
Pertumbuhan
tidak normal.
|
6
|
Zink (Z)
|
Mengaktifkan
setengan enzim.
Menghindari
buah gugur sebelum matang.
Merangsang
pengeluaran akar.
|
Pertumbuhan
terhambat.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian yang telah kami jelaskan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jaringan
merupakan kumpulan dari beberaps sel yang sejenis memiliki fungsi dan bentuk
yang sama.
2. Jaringan
yang terdapat pada tumbuhan diantaranya adalah; jaringan meristem, jarinagn
parenkim, jaringan pelindung, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
3. Tumbuhan
membutuhkan nutrisi, ada yang dalam dosis besar (makronutein), ada pula yang
dalam dosis kecil atau sedikit (mikronutrein).
Makronutrein yang dibutuhkan antara lain: Nitrogen,
Kalsium, Sulfur, Magnesium, dan Fosfor, sedangkan mikronutrein yang dibutuhkan
antara lain: Besi, Boron, Mangan, Seng, Tembaga, dan Molibdenum.
4. Akibat
dari kekurangan mikronutrein dan makronutrein pada tumbuhan adalah sebagai
berikut:
Kekurangan makronutrein
Kekurangan Nutrisi
|
Kesan Akibat Kekurangan
|
Nitrogen
|
Daun akan
menjadi kuning, daun di bawah akan gugur, pertumbuhan pokok menjadi lambat.
|
Fosfor
|
Pertumbuhan
terhambat, warna daun menjadi hijau
tua, buah lambat untuk matang dan masak.
|
Kalsium
|
Pertumbuhan
terhambat dan bentuk daun muda tidak seimbang dan tidak subur.
|
Magnesium
|
Terjadinya
klorosis (daun-daun menguning), dan sebagian daun atau keseluruhan daun mati.
|
Sulfur
|
Daun
muda menguning, dan pertumbuhan lambat.
|
Kekurangan mikronutrein
Kekurangan Nutrisi
|
Kesan Akibat Kekurangan
|
Mangan
|
Klorosis, daun bertotol
kuning.
|
Boron
|
Pembentukan
bunga terhambat.
|
Besi
|
Klorosis
pada urat daun.
|
Molybdenum
|
Pertumbuhan
terhambat.
|
Kuprum
|
Pertumbuhan
tidak normal.
|
Zink
|
Pertumbuhan
terhambat.
|
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, Rose.2003. Intisari IPA Biologi SMP. Jakarta: Kawan Pustaka.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Jaru Grafindo Persada.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nugroho, Hartanto, Dkk. 2010. Struktur dan Perkambangan Tumbuhan. Depok: Penebar Swadaya.
Rahmah, Agustina. 2009. Nutrisi Tumbuhan (online). http://mjumani.
blogspo.com/2009/01/nutrisi-tumbuhan.html.
Titanium Athletics - Team Leader for the World,
BalasHapusTeam Leader. titanium hammer Team Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. titanium earring posts Team Leader. Team titanium necklace Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. microtouch titanium trim walmart Team Leader. titanium dive watch Team