Selasa, 09 April 2013

jaringan pada tumbuhan dan perolehan nutrisi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam dunia ini segala sesuatu yang hidup pasti memiliki bagian-bagian yang fungsinya bermacam-macam. Seperti yang kita ketahui bahwa organism yang hidup baik tumbuhan maupun hewan pada dasarnya memiliki sel, ada yang terdiri dari satu sel (uniseluler) atau bahkan yang terdiri dari banyak sel (multiselluler). Sel-sel tersebut menyusun tubuh tumbuhan dan hewan, kumpulan dari berbagai sel tersebut kemudian membentuk jaringan. Jaringan inilah yang mempunyai fungsi pada tumbuhan dan hewan. Pada pembahasan kali ini hanya dibatasi jaringan pada tumbuhan, tumbuhan pada dasarnya memiliki lima jaringan utama yang memiliki fungsi dan peran yang berbeda pada tumbuhan. Jaringan-jaringan inilah yang akan membantu siklus hidup dari tumbuhan. Sehingga tumbuhan dapat melangsungkan hidupnya dengan melakukan berbagai aktivitas, seperti fotosintesis dan respirasi. Proses fotosintesis umumnya terjadi di pada daun yang berwarna hijau dengan bantuan senergi sinar matahari. Fotosintesis menghasilkan zat-zat makanan bagi tumbuhan yang harus disebarkan keseluruh tubuh tumbuhan. Penyebarab zat-zat makanan keseluruh tubuh pada tumbuhan dibantu oleh jaringan pengangkut, dalam hai ini jaringnan pengangkut yang berperan dalam menyebarkan zat-zat makanan hasil fotosintesis keseluruh tubuh tumbuhan adalah jaringan floem.


B.     Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;
1.      Untuk mengetahui pengertian dari jaringan?
2.      Untuk mengetahui jaringan apa saja yang terdapat pada tumbuha?
3.      Untu mengetahui nutrisi apa saja yang diperlukan oleh tumbuhan?
4.      Untuk mengetahui akibat dari kekurangan nutrisi pada tumbuhan?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jaringan
Dalam setiap organisme yang hidup baik tumbuhan dan hewan tersusun atas sel dan jaringan. Sel merupakan bagian atau unit struktural terkecil dari mahluk hidup, kumpulan dari beberapa sel sejenis yang memiliki bentuk dan fungsi sama disebut dengan jaringan. Jaringan pada mahluk hidup tumbuhan dan hewan berbeda, pada pembahasan kali ini tidak membahas jaringan pada hewan, namun jaringan pada tumbuhan. Jaringan pada tumbuhan terdiri atas lima jaringan utama yaitu jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan pelindung, jaringan penguat, jaringan pengangkut. Di setiap jaringan tersebut memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi berbeda antara bagian yang satu dengan yang lain.


B.     Jaringan Meristem
Menurut Herlina (2004:12) jaringan meristem adalah jaringan yang selnya dapat membelah secara terus-menerus dan tidak terbatas, dengan tujuan untuk menambah sel tubuh. Jaringan ini terdapat pada ujung batang atau cabang, dan ujung akar. Meristem di bagian ini disebut meristem primer karena mengawali pertumbuhan biomassa. Meristem juga ditemukan pada batang dan akar. Sel meristem mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.         Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
2.         Biasanya tidak ditemukan ruang antarsel diantara sel-sel meristem.
3.         Sel-selnya mungkin berbentuk bulat,lonjong, atau polygonal dengan dinding sel yang tipis.
4.         Masing-masing sel banyak mengandung sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel.
5.         Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.

Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain posisinya dalam tumbuhan, asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya, dan fungsinya.
Berdasarkan posisinya dalam tumbuhan, meristem dikelompokkan atas:
1.      Meristem apikal: terdapat pada pucuk utama batang dan ujung akar.
2.      Meristem interkalar: terdapat diantara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan suku rumput-rumputan.
3.      Meristem lateral: terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukanya, contohnya kambium dan kambium gabus (falogen).

Gambar 1.1 gambar dari meristem apikal       Gambar 1.2 gambar meristem lateral

Gambar 1.3 gambar  jaringan meristem interkalar

Berdasarkan asal-usulnya meristem dikelompokkan atas:
1.      Meristem primer: apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem apikal).
2.      Meristem sekunder: apabila sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi.

Menurut Nugroho dkk (2010:82-83) meristem primer berasal dari sel-sel initial yang disebut promeristem, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Harberlandt akan berkembang menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi menjadi system jaringan pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah keadaannya menjadi meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang dibagian tengahnya terdapat vakuola yang besar. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dari tumbuhan Dicotyledonae dan Gymnospermae serta beberapa tumbuhan dari golongan Monocotyledonae. Sedangkan kambium gabus terdapat pada kulit tumbuhan dan dapat membentuk jaringan gabus yang sukar ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umumnya bersifat mati.


C.    Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang tebentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi, dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Jaringan parenkim juga disebut jaringan dasar karena  dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Contohnya pada batang dan akar parenkim dijumpai diantara epidermis dan pembuluh angkut, sebagi kortek. Parenkim juga dapat dijumpai sebagai empelur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buaj dan biji.

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjdi beberapa macam diantaranya adalah:
1.      Parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses pembuatan zat-zat makanan, terletak di bagian tumbuhan berwarna hijau.
2.      Parenkim penimbun, berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, terletak dibagian dalam tumbuhan, misalnya empelur batang, akar, umbi, ubi lapis, dan akar rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan berypa gula, tepung, lemak, dan protein.
3.      Parenkim air, dijumpai pada tumbuhan xerofit  atau epifit sebagai penimbun air untuk menghadapi masa kering.umumnya sel berukuran besar, berdinding tipis, sitoplasmanya tipis, mengandung hanya sedikit kloropasatau bahkan tidak ada ama sekali. Sel penyimpan air mempunyai vakuola besar yang berisi cairan berlendir. Senyawa berlendir ini dapat meningkatkan kapsitas penyimpanan air dan juga terdapat dalam sitoplasma maupun dinding sel. Miaslnya pada daun Aloe sp.(Sri Mulyani 2006:112-113, Anatomi Tumbuhan)
4.      Parenkim udara, dijumpai pada alan pengapung tumbuhan, dan umumnya pada tumbuhan yang hidupnya di air atau hidrofit, seperti pada tumbuhan enceng godok (Eichhorniabcrassipes). Parenkim udara juga dapat dijumpai pada tangkai daun Canna sp. sebagai tempat penyimpan udara.

Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya sebagai berikut:
1.      Parenkim palisade, merupakan parenkim penyusun mesofil, kadang pada biji, berbentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloropas.
2.      Parenkim bunga karang, parenkin ini juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun, bentuk dan ukurannya tidak teratur dengan ruang antar sel yang lebih besar.

Gambar 2.1 jaringan parenkim palisade dan parenkim bunga karang pada daun.


D.    Jaringan Pelindung
Jaringan pelidung pada tumbuhan terdiri dari epidermis, korteks, dan endodermis. Meskipun jaringan tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu melindungi jaringan yang ada di bawahnya, namun asalnya berbeda-beda.

1.      Epidermis
Mulyani (2006:132) menyatakan epidermis merupakan lapisan terluar dari daun, bunga, buah, biji, batang, dan akar sebelum mengalami penebalan sekunder. Secara fungsi dan morfologi, sel epidermis tidak seragam, ada yang bermodifikasi menjadi semacam rambut, sel penutup stomata, dan sel lain yang khusus. Secara topografi dan ontogeny, epidermis merupakan jaringan yang seragam. Sel-sel epidermis memiliki bentuk yang berfariasi,misalnya epidermis berbentuk tubular da[pat dijumpai pada helaian daun Dicotyledonae dan berbantuk memanjang pada dijumpai pada daun Monocotyledonae. Pada helai daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal. Sel-sel epidermis memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolism. Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivate epidermis, seperti stomata, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.

a.       Stomata
Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan berwarna hijau dibatasi oleh sel oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lain dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan epidermis (disebut panerofor), atau lebih rendah dari permukaan epidermis (disebut kriptofor), atau lebih tinggi dengan permukaan epidermis (disebut tipe menonjol).pada tumbuhan Dicotyledonae, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas sedangkan pada tumbuhan pada suku rumput-rumputan (Poaceae) memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di sampig sebuah sel penutup.

b.      Trikoma
Trikoma berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi lebih besar dan terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah jaringan epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari stele disebut spina. Trikoma mempunyai peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena kaadang familia tertentu dapat dikenal dari jenis trikomanya. Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah:
1.      Mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun).
2.      Meneruskan rangsangan.
3.      Mengurangi gangguan hewan.
4.      Membantu penyerbukan bunga.
5.      Membantu penyebaran biji.
6.      Menyerap air serta garam-garam mineral dari dalam tanah.

c.       Sel Kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae dan Cyperaceae, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis disekitarnya. Ada beberapa pendapat mengenai fungsi sel kipas. Slah satu pendapat mengatakan bahwa sel kipas berfungsi untuk membuka daun yang menggulung pada daun muda. Sementara itu pendapat lain menyatakan bahwa sel kipas berfungsi untuk menggulung atau membuka daun dewasa sebab akibat kekurangan air. Penyelidikan yang dilakukan oleh Shields (1951) pada 12 spesies Xerophyta menunjukan bahwa pembukaan daun muda maupun daun dewasa karena penyerapan air bukan hanya dilakukan oleh sel kipas saja tetapi ada unsur lain ikut berperan serta. Menurut Metcalfe (1959), sel silica sering berisi silica dinding luarnya tebal dan mengandung kutin.

2.      Korteks
Korteks terbentuk dari lapisan sel di bawah epidermis dan didnding sel yang mengalami penebalan.

3.      Endodermis
Endodermis tersusun dari beberapa sel yang membentuk silinder. Endodermis terdapat pada jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Gambar 3.1 jaringan epidermis

                        Gambar 3.2 gambar jaringan endodermis dan korteks


E.     Jaringan Penguat
Jaringan penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh tumbuhan agar dapat melakukan perimbangan perimbangan bagi pertumbuhannya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.


1.      Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel yang hidup, bentuk selnya sedikit memanjang, umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tidak teratur, dan hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur, dan tidak berlignin. isi sel dapat mengandung kloropas dan tannin. Secara ontogeni, jaringan perenkim berkembang dari sel-sel memanjang yang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal diferensiasi meristem atau berkembang dari sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar (Hartanto Nugroho dkk 2010:91).
Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah, pada akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada kebanyakan Monocotyledoneae tidak dapat dijumpaiadanya kolenkim jika skelerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda. Berdasarkan penebalan dinding selnya klenkim dapat dibedakan menjadi empat tipe yaitu:
a.       Kolenkim anguler(kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel dan memanjang mengikuti sumbu sel.
b.      Kolenkim lamaler (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada dinding trangresial (sejajar permukaan organ) sehingga pada irisan melintang terlihat seperti papasn yang berderet-deret.
c.       Kolenkim tubular (kolenkim lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang menghadap ruang antar sel.
d.      Kolenkim cincin (kolenkim anular), pada penanmpang lintang lumen sel berbentuk lingkaran atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewsa terlihat bahwa pada tipe sudut penebalan bersambung pada dinding sel maka lumen tidak menyudut lagi.

            Gambar 4.1 jaringan kolenkim

2.      Jaringan sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal, umumnya terdiri dari zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal. Pada umumnya sel sklerenkim tidak lagi mengandung protoplas atau dengan kata lain sel-selnya telah mati dengan dinding sel yang tebal sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri dari serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel batu).

 Gambar 4.2 jaringan kolenkim dan sklerenkim


a.       Serabut
Serabut pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut , serabut biasanya merupakan satu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Berdasarkan tempatnya, serat sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu serat xilem apabila serat tersebut terdapat di dalam system jaringan xilem. Serat extra xilem apabila serat tersebut terdapat di luar system jaringan xilem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm sampai dengan 25 cm.

b.      Sklereid
Sklereid terdapat dlam semua jenis tumbuhan tingkat tinggi, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dan dalam buah atau biji. Sel sklereid biasa terdapat secara soliter sebagai idioblast atau dalam kumpulan sel dengan jumlah yang besar bahkan pada tempurung kelapa hampir seluruhnya terdiri dari sklereid. Secara ontogenis, sklereid berkembang dari sel-sel perenkim melalui penebalan sekunder dinding selnya. Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi lima macam yaitu:
1.      Brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu pear (Pyrus communis).
2.      Makrosklereid, merupakan senutan bagi sklereid yang bentuknya sperti tongkat dan dijumpai pada kulit biji tumbuhan suku kacang-kacangan.
3.      Osteosklereid, apabila bentunya seperti tulang dengan ujung yang membesar dan kadadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit biji dan kadang-kadang dalam daun Dicotyledoneae.
4.      Asterosklereid, merupakan sklereid yang bercabang berbentuk seperti bintang dan sering terdapat pada daun.
5.      Trikosklereid, merupakan sklereid yang memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang teratur.


F.     Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan floem. Xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seprti serabut dan parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida, berfungsi mengangkut mineral dan air dari akar sampai daun,sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun kebagian organ yang lain, yaitu batang, akar, atau umbi. Floem terdiri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim floem.

1.      Xilem
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin, fungsi utamanya untuk mengangkut air dan mineral, pada tahap tertentu berfungsi sebagai penguat. Unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat xilem, dan parenkim xilem (Hartanto dkk. 2010:95).

a.       Unsur trakeal
Unsur trakea dalah unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. Unsur trakeal terdiri daru dua macam sel yaitu trakea dan trakeida. Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang dengan ujung yang berlubang dan menyambung pada ujung dan pangkalnya. Sedangkan trakeida merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa adanya lubang sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung trakeida yang saling menimpa. Bagian trakea yang berlubang disebut lubang preforasi. Pada tumbuhan dikenal tiga macam lempeng preforasi sederhana dengan sebuah lubang yang memenuhi seluruh dinding ujung sel yang ditempati, lempeng preforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar lempeng sehingga menunjukan bentuk tangga, lempeng preforasi jala dengan jalinan lubang membentuk jala. Lempeng preforasi skalariform dan jala disebut juga lempeng preforasi majemuk.

b.         Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya berlignin. Ada dua macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat libriform. Serat librifrom mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih tebal disbanding serat trakeid. Dijumpai noktah sederhana pada serat libriform, sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung.

c.         Parenkim xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yait parenkim kayu dan parenkim jari-jari empelur. Parenkim kayu sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya. Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagi tempat cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium. Parenkim jari-jari empelur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang kearah radial dan sel-sel bersumbu panjang kea rah vertikal.

2.      Floem
Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun Dario berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada Gymnospermae), serat-serat floem dan parenkim floem.



a.         Unsur Tapis
Cirri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti daro protoplas. Daereh tapis diartikan sebagai daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang trangesial dan membulat di bidang radial. Dinding rateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.

b.      Sel Pengiring
Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.

c.       Sel Albumin
Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empelur dan sel-sel parenkim buluh tapis yang mengandung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis pada tumbuhan Gymnospermae.

d.      Serat-Serat Floem
Letak serat-serat floem pada berkas floem bervariasi. Pada floem primer, serat terdapat di bagian jaringan sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu klaster atau masa kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogeny. Sedang pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat bersifat hidup maupun mati, serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.

e.       Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat-zat tepung , lemak, dan zat-zat organic lainnya.

           
                        Gambar 5.1 jaringan xilem dan floem

G.    Perolehan Nutrisi Pada Tumbuhan
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah. Pada dasarnya  tumbuhan mendapatkan nutrisi tersebut dari dalam tanah, namun ada juga yang diberikan oleh manusia sebagi perangsang atau penambahn akibat kuarangnya sebaian nutrisi yang diperlukan oleh tumbuhan. Nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu makronutrein dan mikronutrein.
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak yaitu, Nitrogen, Kalsium, Sulfur, Magnesium, dan Fosfor. Berikut ini adalah kepentingan dari makronutrein dan dampak yang diakibaatkan  jika tumbuhan kekurangan makroutrein.

1.      Nitrogen
Nitrogen (N) mempunyai kepentingan bagi tumbuhan untuk memberikan warna 'hijau' kepada tumbuhan melalui pembentukan klorofil. Membantu dalam pembentukan asam amino (protein) dan enzim-enzim di dalam sel-sel tumbuhan. Dan membantu pertumbuhan tanaman. Kesan kekurangan nitrogen pada tumbuhan akan menyebabkan daun akan menjadi kuning, daun di bawah akan gugur, pertumbuhan pokok menjadi lambat.
Nitrogen amat mudah larut di dalam air. Oleh karena itu penyiraman yang berlebihan akan memudahkan unsur ini hilang dengan cepat sebelum mencapai akar tumbuhan atau penyerapan melalui daun. Pemberian pupuk yang mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi akan meyebabkan kesan terbakar pada bagian vital tumbuhan yang tidak akan mengeluarkan hasil  (bunga atau buah).

2.      Fosforus
Fosforus memiliki kepentingan bagi tumbuhan untuk merangsang pertumbuhan akar, merangsang pemekaran bunga, membantu di dalam  menguatkan sistem pertahanan utama. Jika dalam tumbuhan kekurangan unsur ini maka akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, warna daun  menjadi hijau tua, Akar pokok terhambat dan menjadi kecil, buah lambat untuk matang dan masak.

3.      Kalsium
Kalsium Sangat diperlukan untuk pertumbuhan meristem pucuk dan akar. Berperan di dalam pembentukan dinding sel tumbuhan, diperlukan di dalam proses fotosintesis. Mengaktifkan enzim di dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan protein dan asam amino. Berperanan di dalam pembagian sel dan pertumbuhan tanaman dengan membantu penyebaran gula di jaringan. Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, mengatur penutupan dan pembukaan lubang stomata, dan memperbaiki tekstur buah. Kekurangan unsur ini menyebabkan pertumbuhan terhambat dan bentuk daun muda tidak seimbang dan tidak subur.

4.      Magnesium
Magnesium memiliki peranan penting di dalam pembentukan klorofil komponen penting di dalam protoplasma tanaman. Kekurangan magnesium pada tanaman akan menyebabkan terjadinya klorosis (daun-daun menguning), dan sebagian daun atau keseluruhan daun mati.

5.      Sulfur
Unsur sulfur berperan untuk membantu pembagian sel, mempercepat perkembangan buah, dan komponen penting di dalam protoplasma. Kesan kekurangan unsur ini adalah daun muda menguning, dan pertumbuhan lambat.

Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit seperti, Besi, Boron, Mangan, Seng, Tembaga, dan Molibdenum. Berikut ini adalah tabel kepentingan mikronuterin yang dibutuhkan tumbuhan dan akibat yang ditimbulkan karena kekurangan mikronutrein.
No
Nutrein
Kepentingan
Kekurangan
1
Mangan (Mn)
Mengaktifkan setengan enzim tanaman.
Klorosis,
Daun bertotol kuning
2
Boron (B)
Diperlukan dalam penguraian karbohidrat.
Pembentukan bunga terhambat.
Pertumbuhan pucuk dan akar.
3
Besi (Fe)
Penting di dalam sintesis klorofil.
Sebagai pemangkin di dalam tindak balas kimia tanaman.
Klorosis pada urat daun.
4
Molybdenum (Mo)
Komponen enzim yang terlibat metabolism nitrogen.
Pertumbuhan terhambat.
5
Kuprum (Cu)
Komponen di dalam enzim tanaman.
Pertumbuhan tidak normal.
6
Zink (Z)
Mengaktifkan setengan enzim.
Menghindari buah gugur sebelum matang.
Merangsang pengeluaran akar.
Pertumbuhan terhambat.



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah kami jelaskan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Jaringan merupakan kumpulan dari beberaps sel yang sejenis memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
2.      Jaringan yang terdapat pada tumbuhan diantaranya adalah; jaringan meristem, jarinagn parenkim, jaringan pelindung, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
3.      Tumbuhan membutuhkan nutrisi, ada yang dalam dosis besar (makronutein), ada pula yang dalam dosis kecil atau sedikit (mikronutrein).
Makronutrein yang dibutuhkan antara lain: Nitrogen, Kalsium, Sulfur, Magnesium, dan Fosfor, sedangkan mikronutrein yang dibutuhkan antara lain: Besi, Boron, Mangan, Seng, Tembaga, dan Molibdenum.
4.      Akibat dari kekurangan mikronutrein dan makronutrein pada tumbuhan adalah sebagai berikut:

Kekurangan makronutrein
Kekurangan Nutrisi
Kesan Akibat Kekurangan
Nitrogen
Daun akan menjadi kuning, daun di bawah akan gugur, pertumbuhan pokok menjadi lambat.

Fosfor
Pertumbuhan terhambat, warna daun  menjadi hijau tua, buah lambat untuk matang dan masak.

Kalsium
Pertumbuhan terhambat dan bentuk daun muda tidak seimbang dan tidak subur.

Magnesium
Terjadinya klorosis (daun-daun menguning), dan sebagian daun atau keseluruhan daun mati.
Sulfur
Daun muda menguning, dan pertumbuhan lambat.


Kekurangan mikronutrein
Kekurangan Nutrisi
Kesan Akibat Kekurangan
Mangan
Klorosis, daun bertotol kuning.
Boron
Pembentukan bunga terhambat.
Besi
Klorosis pada urat daun.
Molybdenum
Pertumbuhan terhambat.
Kuprum
Pertumbuhan tidak normal.
Zink
Pertumbuhan terhambat.


























DAFTAR PUSTAKA

Herlina, Rose.2003. Intisari IPA Biologi SMP. Jakarta: Kawan Pustaka.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Jaru Grafindo Persada.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nugroho, Hartanto, Dkk. 2010. Struktur dan Perkambangan Tumbuhan. Depok: Penebar Swadaya.
Rahmah, Agustina. 2009. Nutrisi Tumbuhan (online). http://mjumani. blogspo.com/2009/01/nutrisi-tumbuhan.html.

1 komentar:

  1. Titanium Athletics - Team Leader for the World,
    Team Leader. titanium hammer Team Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. titanium earring posts Team Leader. Team titanium necklace Leader. Team Leader. Team Leader. Team Leader. microtouch titanium trim walmart Team Leader. titanium dive watch Team

    BalasHapus