Minggu, 28 April 2013

metode metode ilmu faal



BAB I
PEANDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Ilmu fisiologi telah diajarkan sejak tahun 1953,  dan dikenal sebagai ilmu faal. Pada kurun waktu tahun 1953-1968 ilmu fisiologi merupakan ilmu tang diberikan pada masa Bachelor tingkat satu yang kemudian dikenal sebagai sarjana muda. Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna physis, “asal-usul” atau “hakikat”, dan logia, “kajian”. Fisiologi, dari kata Yunani physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita’, adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.


B.     Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan pembuataan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui untuk mengetahui pengerti dan lingkup.
2.      Untuk mengetahui sejara fisiologi.
3.      Untuk mengetahui konsep dasar dalam fisiologi.
4.      Untuk mengetahui metode ilmu faal


C.    Sistematika Penulisan Makalah
Makalah yang berjudul metode-metode ilmu faal ditulis secara sistematik sebagai berikut:
Cover
§   Judul
§   Logo universitas Muhammadiyah metro
§   Nama kelompok
§   Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan serta tahun pembuatan makalah.
Kata Pengantar
§   Ucapan puji syukur
§   Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusuna makalah.
§   Manfaat penulisan makalah
§   Sistematika makalah
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
§   Latar belakang tujuan penulisan makalah
§   Tujuan penulisan makalah
§   Sistematika makalah
BAB II Pembahasan
§   Pengertian dan lingkup fisiologi
§   Sejarah fisiologi
§   Konsep dasar dalam fisiologi
§   Metode ilmu faal
BAB III Penutup
§   Kesimpulan


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Dan Lingkup Fisiologi
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuna:,physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja". Fisisologi merupakan ilmu yang mempelajari  fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada pada system hidup serta pengaturan atas segala fungsi dalam system tersebut. Berrbagai aktivitas yang terjadi pada system hidup selanjutnya disebut fungsi kehidupan atau fungsi hidup. Jadi, fungsi hidup ialah fungsi system yang ada dalam tubuh makhluk hidup. System hidupn merupakan suatu yang kompleks dan bervariasi sehingga dalam fisiologi hewan,fungsi hidup akan dibahas secara kompleks dan bervariasi juga. Fisiologi hewan bukan hanya mengkaji fungsi system dalam tubuh, melaikan alas an dan cara berfungsinya system itu.
Fisiologi hewan membahas tentang cara yang dilakukan hewan untuk dapat hidup disuatu lingkungan, antara sebagai berikut.
1.      Cara hewan memperoleh air dalam jumlah cukup atau menghindari pemasukan air yag terlalu banyak ke dalam tubuh.
2.      Cara hewan menghindarkan diri dari keadaan yang membahayakan, seperti suhu yangsangat dingin atau panas.
3.      Cara hewan berpindah tempat untuk menemukan lingkungan yang sesuai agar dapat memperoleh makanan atau kawin.
4.      Cara hewan memperoleh informasi tentang keadaan di lingkungannya.
Fungsi dan struktur tubuh hewan memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,untuk mempelajarai fungsi jaringan atau organ tertentu, terlebuih dahulu kita harus mempelajari struktur organ atau jaringan yang dimaksud. Serang tidak mungkin mempelajari fungsi suatu system tanpa mempelajarai struktur yang bertanggung jawab atas fungsi tersebut.
Kajian struktur dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu anatomi, histology, dan sitology, masing-masing mempelajarai struktur organ, jaringan, dan sel. Bahkan pada saaat ini, kita dapat mempelajari struktur sel pada tingkat submikroskopik untuk memahami organisai sel pada tingkat subseluler dan molekuler. Mempelaajari struktur dan mempelajari fungsi pada dasarnya memiliki perbedaan hakiki. Mempelajari struktur pada hakikatnya mengkaji sesuatu yang bersifat statis menggunakan bahan yang telah mati, sedangkan mempelajari fungsi hakikatnya mengkaji sesuatu yang dinamis dan menggunakan bahan hidup. Berbagai proses yang telah dipelajari dalam fisiologi bukan hanya proses yang terkait dengan fungsi tubuh pada tingkat individu, melainkan juga proses yang terjadi pada tingkat organ, jaringan, sel, dan molekul. Oleh karena itu, untuk mempelajari fisiologi hewan harus sudah memiliki pengetahuan tentang anatomi hewan, histology, biologi sel, dan biokimia.


B.     Sejarah Fisiologi
Fisiologi eksperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Herman Boerhaave sering disebut sebagai bapak fisiologi karena karyanya berupa buku teks berjudul Institutiones Medicae (1708) dan cara mengajarnya yang cemerlang di Leiden. William Harvey (1 April 1578 – 3 Juni 1657) ialah dokter yang mendeskripsikan sistem peredaran darah yang dipompakan sekeliling tubuh manusia oleh jantung, ini mengembangkan gagasan René Descartes yang dalam deskripsi tubuh manusianya bahwa arteri dan vena ialah pipa dan membawa makanan ke sekeliling tubuh. Ilmu Fisiologi telah diajarkan sejak tahun 1953, dan dikenal sebagai Ilmu Faal. Pada kurun waktu tahun 1953 – 1968 ilmu fisiologi merupakan ilmu yang diberikan pada masa bachelor tingkat I yang kemudian dikenal sebagai sarjana muda. Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organismeyang dipelajari.
Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini. Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan. Cabang ilmu lain yang berkembang dari fisiologi adalah biokimia, biofisika, biomekanika, dan farmakologi.
Fisiologi memiliki beberapa subbidang. Elektrofisiologi berkaitan dengan cara kerja saraf dan otot; neurofisiologi mempelajari fisiologi otak; fisiologi sel menunjuk pada fungsi sel secara individual. Banyak bidang yang berkaitan dengan fisiologi, diantaranya adalah Ekofisiologi yang mempelajari efek ekologis dari ciri fisiologi suatu hewan atau tumbuhan dan sebaliknya. Genetika bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi fisiologi hewan dan tumbuhan. Tekanan lingkungan juga sering menyebabkan kerusakan pada organisme eukariotik. Organisme yang tidak hidup di habitat akuatik harus menyimpan air dalam lingkungan seluler. Pada organisme demikian, dehidrasi dapat menjadi masalah besar. Dehidrasi pada manusia dapat terjadi ketika terdapat peningkatan aktivitas fisik.


C.    Konsep Dasar Dalam Fisiologi
Sebelum melangkah ke dalam kajian tentang fungsi tubuh, marilah kita kenali beberapa konsep penting yang sangat kita perlukan untuk mempelajari fisiologi hewan. Konsep dasar yang dimaksud meliputi konsep tentang lingkungan internal,cairan tubuh, homeostasis, regulasi, dan adaptasi. Mengapa konsep tersebut dianggap sebgai konsep dasar dalam mempelajari fungsi tubuh? Setiap system hidup (pada semua tingkatan) selalu bereaksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Pada tahun 1879, seorang ahli fisiologi asal Perancis bernama Claude Bernard mengusulkan suatu syarat penting bagi hewan yang ingin dapat bertahan hidup dilingkungannya yakni bahwa hewan harus mempertahankan stabilitas pada lingkungan internal atau cairan tubuhnya. Pada tahun 1855, Bernard mengemukakan bahwa penyebab terjadinya berbagai reaksi yang menstabilkan lingkungan internal ialah adanya senyawa khusus yang dihasilkan oleh semua organ dan dikeluarkan ke cairan jaringan.peryataan tersebut menjadi pelopor munculnya gagasan mengenai hormone dan regulasi atau pengaturan kimia.
Pada tahun 1929 W.B Cannor, seorang ahli fisiologi asal Amerika, mengembangkan gagasan Bernard dan memperkenalkannya dengan istilsh homeostasis. Homeostasis ialah keadaan lingkungan internal yang konstan dan mekanisme yang bertanggung jawab atas keadaan konstan tersebut. Lingkungan internal ialah cairan dalam tubuh hewan yang merupakan tempat hidup bagi sel penyusun tubuh. Cairan tubuh hewan meliputi darah, cairan interstisial, cairan selomik, dan cairan lain yang terdapat dalam tubuh. Untuk dapat bertahan hidup, hewan harus menjaga stabilitas lingkungan internalnya antara lain keasaman atau pH, suhu tubuh, kadar garam, kandungan air, dan kandungan nutrein atau gizi. Mamalia (golongan hewan yang memiliki kelenjar susu) dan aves (golongan burung) memiliki kemampuan mengatur berbagai faktor tersebut dengan sangat tepat. Oleh karena itu avae dan mamalia disebut regulator.
Sebagai mamalia tubuh kita pun melakukan berbagai pengaturan agar kondisi dalam tubuh kita tetap terjaga. Dapatkah kita menunjukan bukti bahwa tubuh kita melakukan bergagai pengaturan. Cobalah kita fikirkan apakah yang kita alami ketika udara sangat panas atau dingin? Apabila tuguh kita dalam keadaan sehat (normal), dalam keadaan cuaca yang panas atau sangat panas maka tubuh kita akan berkeringat. Sebaliknya, apabila dalam keadaan udara sangat dingin tubuh kita akan merasakan kedinginan atau bahkan mengigil. Itulah slah satu bahwa tubuh kita sedang mengatur suhu. Dalam hal ini manusia dikatakan melakukan regulasi suhu tubuh atau termoregulasi.
Kebanyakan hewan selain aves dan mamalia tidak mampu mempertahankan keadaan lingkungan internal yang selalu tepat. Hewan yang lingkungan internalnya berubah seiring dengan perubahan lingkungan eksternalnya dinamakan golongan konfernor. Proses timbulnya perubuahan dalam tubuh hewan yang membuat hewan tersebut dapat bertahan ketika lingkungan eksternalnya berubah disebut adaptasi.
Adaptasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu aklimasi dan aklimatisasi. Aklimasi adalah perubahan adaptif yang terjadi pada hewan dalam kondisi laboratorium yang terkendali. Dalam keadaan demikian biasanya hanya satu atau dua faktor lingkungan yang berubah. Haldemikian sangat jarang terjadi kondisi yang alamiah. Dalam lingkungan alamiah perubhan faktor lingkungan biasanya bersifat kompleks dalam tubuh, yang terjadi pada kondisi alamiah dan berkaitan dengan adanya perubahan banyak faktor lingkungan eksternal, dinamakan aklimatisasi. Untuk memahami fungsi tubuh hewan secara utuh, diperlukan kajian berbagai fungsi tubuh secara lengkap baik pada kondisi alamiah maupun laboratorium. Sayangnya mempelajari fungsi tubuh hewan pada kondisi alamiah sangat sulit dan hanya dapat dilakukan untuk hewan tertentu saja. Dengan demikian mempelajari fungsi tubuh hewan dalam lingkup laboratorium sama pentingnya dengan mempelajari fungsi tubuh hewan dalam lingkungan alami dihabitat aslinya.


D.    Metode Ilmu Faal Atau Fisiologi
Ilmu faal merupakan ilmu yang mempelajari peran atau fungsi alat tubuh suatu makhluk hidup. Adapun metode-metode yang digunakan dalam ilmu faal adalah sebegai berikut.
1.      Metode observasi
Mengamati aktivitas dan perubahan yang terjadi di dalam suatu alat tubuh karena pengaruh berbagai keadaan lingkungan.
2.      Metode analisis kimia
Menganalisa secara kimia substansi yang diperlukan dan juga substansi yang dihasilkan oleh hewan.
3.      Metode pengamatan secara mikroskopik
Mengamati dengan menggunakan mikroskop struktur suatu sel baik dalam keadaan aktif maupun dalam keadaan pasif



4.      Metode perfusi
Merupakan suatu cara dimana seluruh bagian dari suatu alat tubuh dan larutan nutrisi atau darah dialirkan dengan sirkulasi buatan ke alat tubuh tersebut.
5.      Metode kultur jaringan
Dengan mengamati pertumbuhan sel yang telah diambil dari tubuh dan ditempatkan dalam kultur medium.
6.      Metode penyuntikan
yaitu dengan menyuntikkan suatu substansi kedalam tubuh untuk mengetahui pengaruh substansi tersebut terhadap tubuh.
7.      Metode pencakokan
Dengan memindahkan suatu jaringan dari satu bagian tubuh hewan ke bagian tubuh hewan yang lain
8.      Metode pencatatan
Suatu teknik untuk memperoleh grafik dari aktivitas alat-alat tubuh.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan diatas maka dapat disipulkan bahwa fisiologi atau ilmu faal merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang berlangsungnya system kehidupan. Fisiologi ekperimental diawali pada abad ke-17, ketika ahli anatomi William Harvey menjelaskan adanya sirkulasi darah. Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Metode-metode ilmu faal terdiri dari:
a.       Metode observasi
b.      Metode analisis kimia
c.       Metode pengamatan secara mikroskopik
d.      Metode prefusi
e.       Metode kultur jaringan
f.       Metode penyuntikan
g.      Metode pencekokan
h.      Metode pencatatan


DAFTAR PUSTAKA

Annonimus. 2010. Farmakologi metode yang digunakan dalam ilmu faal (online). http://scienceadventureclub-sac.blogspot.com/2011/02/farmakologi-metode-yang-digunakan-dalam ilmu faal.html

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Kamis, 18 April 2013

Cruatacea (udang)



TUGAS KELOMPOK
ZOOLOGY AVERTEBRATA

CRUSTACEA

Sebagai Tugas Mata Kuliah Zoologi Avertebrata Yang Diampu Oleh
Dr. Anak Agung Oka, M.Pd. Dan Suharno Zen, M.Sc.




OLEH :

NAMA                                    NPM
Isqal Kurniawan                     11320069
Silvia Marantika                    11320050
Tugar Fitria Ningsih              11320081


FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012


KATA PENGANTAR
          Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi segala larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
          Dalam kesempatan ini penulis  menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan yang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anak Agung Oka, M.Pd. dan Suharno Zen, M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Zoologi avertebrata, dan semua teman teman yang telah memberikan motifasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
           Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalampenulisan ini. Sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa universitas muhammadiyah metro pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
                                                                                          Metro,  Desember 2012

                                                                                                          Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Is............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang...................................................................................... 1
B.     Tujuan Penulisan Makalah.................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.     Konsep Dasar............................................................................... ......... 2    
B.     Struktur Tubuh Crustacea........................................................... ......... 2
C.     Pengelompokan Anggota Crustacea........................................... ......... 3
D.    Cara Hidup Crustacesa................................................................ ......... 7
E.     Peranan Crustace Dalam Kehidupan.......................................... ......... 7

BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan .................................................................................. ......... 9


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
Tubuh crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala dan dada yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Pada bagian perut, terdapat 5 kaki renang. Pada bagian sefalothoraks terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas (maksila), dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di bagian kepala - dada terdapat 5 pasang kaki (1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan). Memiliki kulit keras (karapaks) di daerah kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai. Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan ekor. Sistem pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke lambung lalu usus dan yang terakhir ke anus. Crustacea bernapas dengan insang. Sistem sarafnya merupakan susunan saraf tangga tali. Sistem peredaran darah terbuka. Mengalami fertilisasi internal. Pada umumnya perkembangan melalui fase larva. Crustacea mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada. Habitat terutama di air tawar maupun air laut dan sedikit di darat


B.     Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adlah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahuai konsep dasar mengenai crustacea.
2.      Untuk mengetahuai struktur tubuh crustacea.
3.      Untuk mengetahuai pengegelompokan anggata crustacea.
4.      Untuk mengetahuai cara hidup crustacea.
5.      Untuk mengetahuai peranan crustacea dalam kehidupan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Konsep dasar
Crustacea disebut juga kelompok udang-udangan. Hewan ini pada umumnya hidup di perairan baik di air danau, laut, maupun sungai. Crustacea mempunyai rangka luar dari kitin yang mungkin menjadi keras karena mengandung kapur. Crustacea sering juga disebut hewan bercangkang


B.     Struktur Tubuh Crustacea
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian pokok, yaitu kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan badan belakang atau perut (abdomen). Setiap ruas tubuhnya terdiri atas sepasang kaki. Pada bagian perut (abdomen) terdapat 5 pasang kaki renang. Pada kepala-dada bagian depan terdapat sepasang antenna (sungut), sepasang rahang atas (maksila). Di bagian kepala dada juga ada 5 pasang kaki yang terdiri atas 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.
Bagian kepala-dada dilindungi oleh kulit keras seperti tameng yang disebut karapas. Pada udang, ujung kerapas memiliki tonjolan runcing bergerigi. Sedangkan pada kepiting, karapas tidak memiliki tonjolan seperti itu. Di bagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai. Mata majemuk ini dapat digerak-gerakkan.
Badan belakang (abdomen) pada udnag melengkung diakhiri dengan ekor. Di setiap ruas badan belakang terdapat sepasang kaki renang. Pada kepiting, badan belakang terlipat di bawah kepala-dada. Selain untuk berenang, pada udang betina kaki-kaki ini juga digunakan untuk menyimpan telur-telurnya.
System pencernaan makanan Crustacea berupa saluran yang dimulai dari mulut di bagian depan (anterior) sampai anus di bagian belakang (posterior). Urutannya adalah mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus, dan anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolism tubuh diekskresikan lewat kelenjar hijau.
Ganglion kepala yaitu otak, berhubungan dengan mata (indra penglihat), antena (indra peraba), dan indra keseimbangan (statosista). Di dalam statosista terdapat batu  keseimbangan (statolit). Indra keseimbangan terdapat di dekat pangkal antena, digunakan untuk menjaga keseimbangan ketika berenang di dalam air.
Crustacean bernafas dengan yang umumnya melekat pada anggota tubuh. Oksigen berdifusi dari air masuk ke pembuluh darah insang. Sebaliknya, CO berdifusi dari dari pembuluh darah di insang menuju ke air. Oksigen diangkut oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Oleh karena itu, system peredarannya disebut predaran darah terbuka. Crustacean memiliki sebuah jantung untuk memompa darah. Darah mengandung pigmen respirasi berupa hemosianin atau hemoglobin.
Crustacea bersifat diesis (ada jantan dan ada betina), tidak ada yang hermafrodit. Pembuahan (fertilisasi internal) berlangsung di dalam tubuh hewan betina. Telur yang berisi zigot menetas menjadi larva. Larva tumbuh menjadi dewasa melalui pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.


C.     Pengelompokan Anggota Crustacea
Crustacea yang tubuhnya berukuran besar dikelompokkkan dalam Malacostraca, sedangkan yang tubuhnya berukuran kecil dikelompokkan dalam Entomostraca. Crustacea atau kelompok udang mempunyai anggota yang sebagian hidup di air hanya sedikit yang hidup di darat. Contoh Crustacea adalah udang, kepiting, dan yuyu.

1.      Sub kelas Entomostraca
Pada umumnya Entomostraca adalah penyusun zooplankton di perairan. Zooplankton adalah hewan-hewan kecil yang melayang-layang di dalam air dan merupakan bahan makanan bagi ikan atau organisme air yang lebih besar. Ada beberapa ordo yang terdapat pada subkelas ini, diantaranya :

1)      Ordo Branchiopoda
Branchiopoda bertubuh pucat dan transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini bergerak dengan antenanya. Branchiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan di air tawar. Contohnya, Daphnia sp. Dan Assellus aquaticus.

2)      Ordo Ostracoda
Hewan ini berukuran satu sampai beberapa millimeter dan hidup di laut sebagai zooplankton. Alat geraknya berupa antenna. Anggota Ostracoda yang sudah dikenal ± 200 jenis, misalnya Gammarus sp.

3)      Ordo Copepoda
Segmentasi Copepoda jelas terlihat dan mudah dibedakan antara sefalotoraks dengan abdomennya. Bagian anterior lebih lebar dan lebih besar, sedangkan bagian posteriornya agak sempit. Hewan ini berjenis kalamin satu (diesis), yang jantan lebih kecil daripada betinanya. Individu betina memiliki sepasang kantong telur. Lrava Copepoda, yang disebut nauplius, mengalami ekdisis (pergantian kulit) menjadi metanauplius yang ditandai dengan tumbuhnya duri-duri dan segmentasi. Copepoda merupakan ordo terbesar di antara Entomostraca, ±4.500 jenis. Hewan ini hidup sebagai parasit pada insang dan sirip ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umumnya, Copepoda tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya. Copepoda yang hidup bebas di tanah menempati tempat-tempat yang lembap. Jenis-jenis Copepoda tanah memiliki antenna (sungut) yang lebih pendek  daripada Copepoda yang hidup di air. Salah satu contoh Copepoda adalah Lernaea cyprinaceae. Tubuhnya terdiri dari kepala dada (sefalotoraks) dan abdomen. Cara hidup hewan ini, biasanya individu betina dewasa, melekatkan diri pada kulit inang dengan “tanduk kepala” dan bagian posterior tubuh dewasa tergantung. Oleh karena bentuk kepalanya memanjang dan menonjol maka spesies dari genus Lernaea umumnya dikenal sebagai “ cacing jangkar “ (anchor worms). Contoh :  Copepoda

4)      Ordo Cirripedia
Hewan ini hidup di laut dengan berbagai cara, seperti menempel pada batu-batuan, melekat di dasar kapal atau perahu, atau mengapung di permukaan laut. Ada pula yang hidup sebagai parasit pada ikan paus, kura-kura, dan hewan-hewan lainnya. Pada tahun 1830, setelah tingkat larvanya dikenal orang, Cirripedia    dimasukkan ke dalam golongan Crustacea. Sebelumnya Cirripedia diduga termasuk Moluska, karena bentuk tubuhnya seperti kerang. Kini telah dikenal ±800 jenis Cirripedia, misalnya Lepas.

2.      Subkelas Malacostraca
Tubuh Malacostraca pada umumnya terdiri atas 14 segmen. Delapan segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkan enam segmen belakang membentuk abdomen. Subkelas Malacostraca terdiri atas tiga ordo, yaitu Decapoda, Stomatopoda, dan Isopoda.

1)        Ordo Decapoda
Disebut Decapoda karena berkaki sepuluh. Hewan-hewan golongan ini mempunyai 5 pasang anggota gerak pada segmen dada sebagai kaki. Tiga pasang anggota gerak paling depan mengalami perubahan fingsi sebagai rahang. Decapoda yang telah dikenal ± 8.500 jenis,  contohnya udang, ketam, dan kepiting atau rajungan. Segmentasi tubuh berupa sefalotoraks ( segmen kepala dan dada yang menyatu ) dan abdomen. Jumlah segmen perut 6 buah dan berakhir dengan ekor. Hewan ini mempunyai karapaks yang melindungi sefalotoraks, di sebelah muka tengah sefalotoraks terdapat bagian yang runcing disebut rostum. Ruangan yang terletak di antara abdomen dan sefalotoraks merupakan tempatpenyimpanan telur. Bagian luar tubuh udang tertutup oleh rangka keras yang mengandung kitin. Beberapa contoh Decapoda :
·        Udang
·        Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
·        Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan payau.
·        Cambarus virilis (udang air tawar)
·        Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
·        Palaemon carcinus (udang sotong)

·        Ketam
·        Portunus sexdentatus (kepiting)
·        Neptunus peligicus (rajungan)/Pagurus sp.
·        Parathelpusa maculata (yuyu)
·        Scylla serrata (kepiting)
·        Birgus latro (ketam kenari)

2)      Ordo Stomatopa
Stomatopoda pada umumnya berwarna menyolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai cangkang luar berupa karapaks yang menyatu dengan dua segmen dada yang paling depan. Ordo Stomatosopoda menyerupai balalang sehingga sering disebut udang belalang. Dua kaki rahangnya panjang dan besar yang berguna untuk menerkam mangsa. Habitat hewan ini di laut.


3)      Ordo Isopoda
Para pakar biologi telah mengenal ± 4.000 jenis Isopoda yang hidup di berbagai tempat, seperti di laut, di air tawar, maupun di darat. Pada umumnya Isopoda tanah dapat menggulung seperti tringgiling. Kutu kayu yang merupakan Isopoda air laut amat merugikan manusia karena membuat lubag-lubang pada galangan kapal atau perahu. Isopoda air tawar biasanya hidup sebagai parasit ikan.


D.    Cara hidup crustacea (udang)
Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang danzooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.


E.     Peranan Crustacea dalam kehidupan
Berbagai Crustacea menguntungkan manusia dalam beberapa bidang seperti berikut ini.
ü  Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting
ü  Bidang ekologi : Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
Selain menguntungkan, ada beberapa Crustucea yang merugikan, antara lain :
ü  Merusak galangan kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda
ü  Parasit pada ikan, kura-kura, dan sebagainya, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
ü  Merusak pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.      Crustacea mertupakan kelompok udang-udangan. Hidup diperairan baik laut, danau maupun sungai.
2.      Tubuh crustacean terdiri dari dua bagian pokok, yaitu kepala dan dada yang menyatu (sefalotoraks), dan badan belakang atau perut (abdomen).
3.      Crustacean dikelompokkan menjadi dua kelompok, yang berukuaran besar dikelompokka dalam Malacostraca, sedangkan yang berukuran kecil dikelompokkan dalam Entomostraca.
4.      Peranan Crustacean dalam kehidupan antara lain:
a.       Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting.
b.      Bidang ekologi : Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan ikan, misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
Selain menguntungkan, ada beberapa Crustucea yang merugikan, antara lain :
a.       Merusak galangan kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda.
b.      Parasit pada ikan, kura-kura, dan sebagainya, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
c.       Merusak pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.


DAFTAR PUSTAKA


Brotowidjoyo.1989.Zoologi Dasar.jakarta:erlangga.