TUGAS KELOMPOK
ZOOLOGY AVERTEBRATA
CRUSTACEA
Sebagai Tugas Mata Kuliah Zoologi Avertebrata Yang
Diampu Oleh
Dr. Anak Agung Oka, M.Pd. Dan Suharno Zen, M.Sc.
OLEH :
NAMA NPM
Isqal Kurniawan 11320069
Silvia Marantika 11320050
Tugar Fitria Ningsih 11320081
FAKULTASKEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang
telah memberikan hidayah-nya kepada kita semua, sehingga kita masih bias
melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi segala larangan-nya.
Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan
yang tak ternilai harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anak Agung Oka, M.Pd. dan Suharno Zen,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Zoologi avertebrata, dan semua
teman teman yang telah memberikan motifasi dan dukungannya sehingga dapat
terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalampenulisan ini. Sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa universitas muhammadiyah metro pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Metro, Desember 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Is............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................... 1
B.
Tujuan
Penulisan Makalah.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar............................................................................... ......... 2
B.
Struktur
Tubuh Crustacea........................................................... ......... 2
C.
Pengelompokan
Anggota Crustacea........................................... ......... 3
D.
Cara
Hidup Crustacesa................................................................ ......... 7
E.
Peranan
Crustace Dalam Kehidupan.......................................... ......... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................. ......... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam bahasa
Latin, crusta berarti cangkang. Sehingga Crustacea disebut juga
hewan bercangkang. Crustacea telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis. Jenis
crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya sebagian besar
di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat.
Tubuh
crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala dan dada
yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap ruas
tubuhnya terdapat sepasang kaki. Pada bagian perut, terdapat 5 kaki renang.
Pada bagian sefalothoraks terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas
(maksila), dan sepasang rahang bawah (mandibula). Di bagian kepala - dada
terdapat 5 pasang kaki (1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan). Memiliki kulit
keras (karapaks) di daerah kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata
majemuk yang bertangkai. Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan
ekor. Sistem pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke lambung lalu
usus dan yang terakhir ke anus. Crustacea bernapas dengan insang. Sistem
sarafnya merupakan susunan saraf tangga tali. Sistem peredaran darah terbuka.
Mengalami fertilisasi internal. Pada umumnya perkembangan melalui fase larva.
Crustacea mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada. Habitat terutama di air
tawar maupun air laut dan sedikit di darat
B.
Tujuan penulisan makalah
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adlah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahuai konsep dasar mengenai crustacea.
2.
Untuk
mengetahuai struktur tubuh crustacea.
3.
Untuk
mengetahuai pengegelompokan anggata crustacea.
4.
Untuk
mengetahuai cara hidup crustacea.
5.
Untuk
mengetahuai peranan crustacea dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
dasar
Crustacea
disebut juga kelompok udang-udangan. Hewan ini pada umumnya hidup di perairan
baik di air danau, laut, maupun sungai. Crustacea mempunyai rangka
luar dari kitin yang mungkin menjadi keras karena mengandung kapur. Crustacea
sering juga disebut hewan bercangkang
B.
Struktur
Tubuh Crustacea
Tubuh
Crustacea terdiri atas dua bagian pokok, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan badan
belakang atau perut (abdomen). Setiap ruas tubuhnya terdiri atas sepasang kaki.
Pada bagian perut (abdomen) terdapat 5 pasang kaki renang. Pada kepala-dada
bagian depan terdapat sepasang antenna (sungut), sepasang rahang atas
(maksila). Di bagian kepala dada juga ada 5 pasang kaki yang terdiri atas 1
pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.
Bagian
kepala-dada dilindungi oleh kulit keras seperti tameng yang disebut karapas.
Pada udang, ujung kerapas memiliki tonjolan runcing bergerigi. Sedangkan pada
kepiting, karapas tidak memiliki tonjolan seperti itu. Di bagian anterior
terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai. Mata majemuk ini dapat
digerak-gerakkan.
Badan belakang
(abdomen) pada udnag melengkung diakhiri dengan ekor. Di setiap ruas badan
belakang terdapat sepasang kaki renang. Pada kepiting, badan belakang terlipat
di bawah kepala-dada. Selain untuk berenang, pada udang betina kaki-kaki ini
juga digunakan untuk menyimpan telur-telurnya.
System
pencernaan makanan Crustacea berupa saluran yang dimulai dari mulut di bagian
depan (anterior) sampai anus di bagian belakang (posterior). Urutannya adalah
mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus, dan anus. Hati
(hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolism tubuh diekskresikan
lewat kelenjar hijau.
Ganglion kepala
yaitu otak, berhubungan dengan mata (indra penglihat), antena (indra peraba),
dan indra keseimbangan (statosista). Di dalam statosista terdapat batu
keseimbangan (statolit). Indra keseimbangan terdapat di dekat pangkal
antena, digunakan untuk menjaga keseimbangan ketika berenang di dalam air.
Crustacean
bernafas dengan yang umumnya melekat pada anggota tubuh. Oksigen berdifusi dari
air masuk ke pembuluh darah insang. Sebaliknya, CO berdifusi dari dari
pembuluh darah di insang menuju ke air. Oksigen diangkut oleh darah dan
diedarkan ke seluruh tubuh tanpa melalui pembuluh darah. Oleh karena itu,
system peredarannya disebut predaran darah terbuka. Crustacean memiliki sebuah
jantung untuk memompa darah. Darah mengandung pigmen respirasi berupa
hemosianin atau hemoglobin.
Crustacea
bersifat diesis (ada jantan dan ada betina), tidak ada yang hermafrodit.
Pembuahan (fertilisasi internal) berlangsung di dalam tubuh hewan betina. Telur
yang berisi zigot menetas menjadi larva. Larva tumbuh menjadi dewasa melalui
pergantian kulit (ekdisis) berkali-kali.
C.
Pengelompokan
Anggota Crustacea
Crustacea yang tubuhnya
berukuran besar dikelompokkkan dalam Malacostraca, sedangkan yang tubuhnya
berukuran kecil dikelompokkan dalam Entomostraca. Crustacea atau kelompok udang
mempunyai anggota yang sebagian hidup di air hanya sedikit yang hidup di darat.
Contoh Crustacea adalah udang, kepiting, dan yuyu.
1.
Sub
kelas Entomostraca
Pada umumnya Entomostraca
adalah penyusun zooplankton di perairan. Zooplankton adalah hewan-hewan kecil
yang melayang-layang di dalam air dan merupakan bahan makanan bagi ikan atau
organisme air yang lebih besar. Ada beberapa ordo yang terdapat pada subkelas
ini, diantaranya :
1) Ordo
Branchiopoda
Branchiopoda bertubuh pucat dan
transparan (tembus cahaya). Ukuran tubuhnya 0,25 mm hingga 10 cm. Hewan ini
bergerak dengan antenanya. Branchiopoda hidup sebagai zooplankton di laut dan
di air tawar. Contohnya,
Daphnia sp. Dan Assellus aquaticus.
2)
Ordo
Ostracoda
Hewan ini berukuran satu sampai
beberapa millimeter dan hidup di laut sebagai zooplankton. Alat geraknya berupa
antenna. Anggota Ostracoda yang sudah dikenal ± 200 jenis, misalnya Gammarus
sp.
3)
Ordo
Copepoda
Segmentasi Copepoda jelas terlihat
dan mudah dibedakan antara sefalotoraks dengan abdomennya. Bagian anterior
lebih lebar dan lebih besar, sedangkan bagian posteriornya agak sempit. Hewan
ini berjenis kalamin satu (diesis), yang jantan lebih kecil daripada betinanya.
Individu betina memiliki sepasang kantong telur. Lrava Copepoda, yang disebut
nauplius, mengalami ekdisis (pergantian kulit) menjadi metanauplius yang
ditandai dengan tumbuhnya duri-duri dan segmentasi. Copepoda merupakan ordo
terbesar di antara Entomostraca, ±4.500 jenis. Hewan ini hidup sebagai parasit
pada insang dan sirip ikan laut maupun ikan air tawar. Pada umumnya, Copepoda
tidak mempunyai mulut dan menyerap makanan langsung dari inangnya. Copepoda yang hidup
bebas di tanah menempati tempat-tempat yang lembap. Jenis-jenis Copepoda tanah
memiliki antenna (sungut) yang lebih pendek daripada Copepoda yang hidup
di air. Salah
satu contoh Copepoda adalah Lernaea cyprinaceae. Tubuhnya terdiri dari kepala
dada (sefalotoraks) dan abdomen. Cara hidup hewan ini, biasanya individu betina
dewasa, melekatkan diri pada kulit inang dengan “tanduk kepala” dan bagian
posterior tubuh dewasa tergantung. Oleh karena bentuk kepalanya memanjang dan
menonjol maka spesies dari genus Lernaea umumnya dikenal sebagai “ cacing jangkar
“ (anchor worms). Contoh : Copepoda
4)
Ordo
Cirripedia
Hewan
ini hidup di laut dengan berbagai cara, seperti menempel pada batu-batuan,
melekat di dasar kapal atau perahu, atau mengapung di permukaan laut. Ada pula
yang hidup sebagai parasit pada ikan paus, kura-kura, dan hewan-hewan lainnya.
Pada tahun 1830, setelah tingkat larvanya dikenal orang, Cirripedia
dimasukkan ke dalam golongan Crustacea. Sebelumnya Cirripedia
diduga termasuk Moluska, karena bentuk tubuhnya seperti kerang. Kini telah dikenal
±800 jenis Cirripedia, misalnya Lepas.
2.
Subkelas
Malacostraca
Tubuh Malacostraca pada umumnya terdiri
atas 14 segmen. Delapan segmen depan merupakan sefalotoraks, sedangkan enam
segmen belakang membentuk abdomen. Subkelas Malacostraca terdiri atas tiga
ordo, yaitu Decapoda, Stomatopoda, dan Isopoda.
1)
Ordo Decapoda
Disebut
Decapoda karena berkaki sepuluh. Hewan-hewan golongan ini mempunyai 5 pasang
anggota gerak pada segmen dada sebagai kaki. Tiga pasang anggota gerak paling
depan mengalami perubahan fingsi sebagai rahang. Decapoda yang telah
dikenal ± 8.500 jenis, contohnya udang, ketam, dan kepiting atau
rajungan. Segmentasi tubuh berupa sefalotoraks ( segmen kepala dan dada yang
menyatu ) dan abdomen. Jumlah segmen perut 6 buah dan berakhir dengan ekor.
Hewan ini mempunyai karapaks yang melindungi sefalotoraks, di sebelah muka
tengah sefalotoraks terdapat bagian yang runcing disebut rostum. Ruangan yang
terletak di antara abdomen dan sefalotoraks merupakan tempatpenyimpanan telur.
Bagian luar tubuh udang tertutup oleh rangka keras yang mengandung kitin. Beberapa contoh
Decapoda :
·
Udang
·
Penacus setiferus
(udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak dibudidayakan.
·
Macrobrachium
rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di
air tawar dan payau.
·
Cambarus virilis
(udang air tawar)
·
Panulirus versicolor
(udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
·
Palaemon carcinus
(udang sotong)
·
Ketam
·
Portunus sexdentatus
(kepiting)
·
Neptunus peligicus
(rajungan)/Pagurus sp.
·
Parathelpusa maculata
(yuyu)
·
Scylla serrata
(kepiting)
·
Birgus latro
(ketam kenari)
2)
Ordo Stomatopa
Stomatopoda pada umumnya berwarna
menyolok dan bentuk tubuhnya mirip dengan belalang sembah. Hewan ini mempunyai
cangkang luar berupa karapaks yang menyatu dengan dua segmen dada yang paling
depan. Ordo Stomatosopoda menyerupai balalang sehingga sering disebut udang
belalang. Dua kaki rahangnya panjang dan besar yang berguna untuk menerkam
mangsa. Habitat hewan ini di laut.
3)
Ordo Isopoda
Para pakar biologi telah mengenal ±
4.000 jenis Isopoda yang hidup di berbagai tempat, seperti di laut, di air
tawar, maupun di darat. Pada umumnya Isopoda tanah dapat menggulung seperti
tringgiling. Kutu kayu yang merupakan Isopoda air laut amat merugikan manusia
karena membuat lubag-lubang pada galangan kapal atau perahu. Isopoda air tawar
biasanya hidup sebagai parasit ikan.
D.
Cara
hidup crustacea (udang)
Udang
menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan
50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva
(nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea
(jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari
bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan
ganggang danzooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka
bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah
memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari
dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk
diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar,
postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan
bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke
perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan
bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.
E.
Peranan
Crustacea dalam kehidupan
Berbagai Crustacea menguntungkan
manusia dalam beberapa bidang seperti berikut ini.
ü Sebagai
bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting
ü Bidang
ekologi : Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan
ikan, misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
Selain menguntungkan, ada beberapa
Crustucea yang merugikan, antara lain :
ü Merusak
galangan kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda
ü Parasit
pada ikan, kura-kura, dan sebagainya, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
ü Merusak
pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Crustacea
mertupakan kelompok udang-udangan. Hidup diperairan baik laut, danau maupun
sungai.
2. Tubuh
crustacean terdiri dari dua bagian pokok, yaitu kepala dan dada yang menyatu
(sefalotoraks), dan badan belakang atau perut (abdomen).
3. Crustacean
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yang berukuaran besar dikelompokka dalam
Malacostraca, sedangkan yang berukuran kecil dikelompokkan dalam Entomostraca.
4. Peranan Crustacean dalam kehidupan antara lain:
a. Sebagai
bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster, dan kepiting.
b. Bidang
ekologi : Entomostraca yang berperan sebagai zooplankton menjadi sumber makanan
ikan, misalnya anggota Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda.
Selain menguntungkan, ada beberapa
Crustucea yang merugikan, antara lain :
a. Merusak
galangan kapal (perahu), misalnya anggota Isopoda.
b. Parasit
pada ikan, kura-kura, dan sebagainya, misalnya anggota Cirripedia dan Copepoda.
c. Merusak
pematang sawah atau saluran irigasi, misalnya ketam.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimus.2011.Zoologi.http://id.shvoong.com/exact-sciences/zoology/2145234-crustacea/#ixzz2FfjyqSBo.
Brotowidjoyo.1989.Zoologi Dasar.jakarta:erlangga.
Dedy.2010.crustacea-udang.http://kilasbiologi.blogspot.com/2010/01/crustacea-udang.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar