BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Batang
merupakan bagian dari tumbuhan
yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan,
batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal
yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya,
betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan tidak dapat hidup dengan
sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak
dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan
tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang”
yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni
batang,tipe stele,batang primer, dan batang sekunder.
Pada
pembahasan pada kali ini akan membahas tentang struktur anatomi batang, di
mulai dengan membahas perkembangan ontogeninya.selanjutnya, akan di bahas pula
struktur batang primer dan struktur sekunder termasuk berbagai tipestele pada
batang , dan juga penyesuaian batang pada lingkungan. Dan juga akami akan
menjelaskan perbedaan perbedaan yang ada pada pembahasan.kemudian macam-macam
berbagai tipe batang.
B. Indentifikasi masalah
1.
Bagaimanakah perkembangan ontogeni batang?
2.
Bagaimanakah
perkembanagan batang primer?
3.
Bagaimanakah
perkembangan batang sekunder?
4.
Apa
sajakah macam-macam tipe batang?
C. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini penulis
memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1.
Mengetahui
perkembangan ontogeni batang
2.
Mengetahui
proses perkambangan batang primer
3.
Mengetahui
anatomi batang sekunder
4.
Mengetahui
macam-macam tipe batang
BAB II
PEMBAHASAN
- Perkembangan
ontogeny batang
Pucuk batang biasanya terdiri atas
aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang belum memanjang dan
beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji,embrio membesar dan mulai
tumbuh , meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang
buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun
pada roset basal,bukunya sangat pendek. Namun,sebagian besar spermatophyta
bukunnya memanjang. Setiap ruas terdapat satu atau lebih daun. Susunan daun
pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang
dipengaruhi oleh faktor dalam, yaitu faktor yang mengendalikan penebaran
potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan daun disebabkan oleh adanya
interaksi dalam pucuk atau pengaruh jaringan dewasa di bawah pucuk melalui
perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi
lokal dalam pucuk ini.
1. Teori
ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini,
primordial daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan
jarak minimum di bawah pucuk batang.
2. Teori
lahan daun atau lahan primordial (leaf field atau primordial field theory)
menurut teori ini, primordial bersama dengan bagian meristem pucuk
membentukunit fisiologi. Primordial dibentuk pada tempat yang khas.
3. Teori
pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini, sifat
mitosis khusus dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat
pembentukan daun.
- Batang primer
Batang primer berkembang dari
protiderm, prokambium, dan meristem dasar. Susunan dan struktur jaringan primer
batang adalah sebgai berikut.
Batang dikelilingi epidermis.Di
antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan
berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri
dari berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas
sel parenkim yang berdinding tipis.pada pelargonium, retama, dan salicornia,
parenkim berfungsi untuk fotosintesis dan sebagi penyimpan tepung dan metabolit
lain. Daerah diluar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas
kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel
sekretori, dan latifiser.
Batas antara korteks dan stele
adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan endodermis akar. Sel
endodermis terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder kosong. Dinding
endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan
melintang terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang
disebut pita caspary. Dalam perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan,
yaitu penambahan lapisan gabus diseluruh
permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti dengan penambahan lapisan
sekunder dari selulosa yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan
gabus. Lapisan endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi butiran tepung sehingga lapisan ini disebut sarung
tepung.disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan
satu lapisan sel diluar floem.
Disebelah dalam endodermis adalah
stele yang berisi system pembuluh . pada gymnospermae dan sebagian besar
dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian
tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem
yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian
dalam. Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas
pengangkut, yaitu sebagai berikut.
1.
Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut
kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium,
tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang
monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem terdapat
cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang dicotyledoneae
(lihat gambar 54)
2.
Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di
tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu
bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem dan
floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat parenkim
penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa dicotyledoneae, misalnya
pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae, apocynaceae, convolvulaceae,
dan compositae.
3.
Konsentris (terputus)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi
oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut
konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada pteridophyta. Apabila
floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat
pada monocotyle-doneae misalnya pada aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan
sebagainya (lihat gambar 55 A dan B).
4.
Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun
berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar
sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer (lihat gambar 55 C)
Pada sebagian besar monocotyledoneae dan sedikit
dicotyle-doneae, system pembuluh primer terdiri atas sejumlah besar berkas
pengangkut yang tersebar tidak berarturan sehingga tidak dapat dibedakan secara
tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
System pembuhluh yang dibicarakan di atas adalah
jaringan primer yang terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan
metafloem. Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan
diferensiasi metaxilem kea rah perifer seperti pada batang angiospermae,
disebut endark. Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari
metaxilem dan metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar
angiospermae, disebut eksar. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi
metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe mesark dan
eksark xylem primer tampaknya lebih primitive.
Pada angiospermae, khususnya dicotyledoneae, silinder
pembuluh primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih
berkas pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf
trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut
unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna
adalah tipe primitive pada angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956), dalam
proses vaskularisasi, angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversible.
Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:
1.
Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah
primitive dan tidak dapat berubah selama evolusinya
2.
Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya
leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan
dari suatu ruas trilakuna; dan
3.
Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya
epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas
unilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai
hubungan pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak
cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan
jejak daun.
Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain
dalam hal pola pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada
hubungannya dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi
evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan
kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi,
pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder
menjadi terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian
besar dicotyledoneae.
System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri
atas berkas yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe
dasar susunan berkas pengangkut pada gramineae, yaitu sebagai berikut:
1.
Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran.
Lingkaran luar tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam
tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun atas
berkas pengangkut besar.
2.
Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang
melintang batang. Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim
Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di
bagian tengah batang yang dikelilingi oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri
atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar.
Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan penebalan
lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat
struktur sektretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya phytolaca
Americana, empulurnya berongga.
- Batang
Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari
keaktifan kambium pembuluh yang membelah secara terus menerus sehingga
jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas pada tumbuhan dikotil dan
gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous) dan kebanyakan
monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi pembentukan
periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut
cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di
antara berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium
intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan
cepat kea rah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih
tebal. Ke arah dalam cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kea rah luar
membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk pada pertumbuhan sekunder
disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel sebagai
berikut.
1.
Sel inisial pemicu menggelendong, yang selnya
memanjang dan berujung runcing. Pada batang sequoia sempervirens yang
tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.
2.
Sel inisial bersinar (ray initial cell),
yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial menggelendong,
bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang
tua dari pada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang dalam organ,
seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem, floem dan unsur tapisan
berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam
organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah
primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding
membujurnya. Apabila cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata.
Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium
aktif, wilayah cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium
dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satu lapisan sel saja.
Berdasarkan susunan sel menggelendong, cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe
berikut:
1.
Cambium bertingkat atau berlapis (gambar 59),
letak sel inisial menggelendong tersusun dalam deratan mendatar sehingga
ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara 140-529 mm.
2.
Cambium tidak bertingkat, letak sel inisial
menggelendong tumpang tindih satu dengan lainnya. Tipe cambium ini ditemukan
dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.
Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silider
xylem meningkat. Cambium bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada cambium
tidak bertingkat, sel inisial menggelendong membelah miring, semua melintang,
dan antiklin, yang diikuti dengan pertumbuhan intrusif.
Pada Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit kayu
mempunyai banyak pembuluh resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledoneae
tidak terdapat pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan
sekunder. Antara xylem dan floem terdapa parenkim penghubung. Pada tumbuhan
yang masih mudah, titik tumbuh kecil, tetapi semakin meluas sehingga batang
Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae. Jadi,
pemebsaran batang tidak disebabkan oleh eprtumbuhan sekunder, tetapi oleh
melebarnya titik tumbuh.
- Tipe
Batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang
sekunder sehingga sering kali digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya
tipe batang dibedakan atas batang Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak
berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan menyimpang, dan
Monokotil.
1.
Batang Conifer
Contoh batang Conifer adalah Pinus. Batang
Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut konsentris amfikribral. Pada floem primer
tidak terbentuk serabut pada bagian tepi
dan tidak ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar
dari floem dapat dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di
luar floem berisi tannin. Sejak pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh
resin pada korteks. Apabila batangnya membesar, pembuluh resin juga menjadi
lebih luas.
2.
Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah
antar pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan
sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan
sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari
empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang
kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri
atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermis yang berisi tepung disebut
floeoterma atau selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah
(sel getah) yang juga terdapat pada bagian korteks. Pada batang yangsudah tua,
empu8lur terdiri atas sel berdinding tebal dan berwarna lebih yang mengandung
tepung. Pada floem sekunder banyak dibentuk serabut yang terdiri atas pembuluh pengangkut
dan sel parenkim.
3.
Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus
= Menerna)
Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat
pada awal pertumbuhan sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan
lentisel. Satu atau dua lapisan korteks di bawah epidermis berisi kloroplas.
Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan kolenkim, dan parenkim dengan
sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks (serabut
protofloem). Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada
metafloem. Cambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan membentuk silinder yang pada. Empulur terdiri
atas sel parenkim yang berisi sel getah. Tepung dan Kristal sering terdapat
dalam empulur maupun korteks.
Berkas pengangkut pada batang menerna biasanya kolateral. Solanaceae,
misalnya tomat, kentang, dan tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu,
mempunyai berkas pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di
bagian luar xylem, juga terdapat floem dalam. Kambium terdapat diantara floem
luar dengan xylem sehingga pertumbuhan sekunder hanya terdapat daerah antara
floem luar dan xylem saja. Korteks terdiiri atas parenkim dan kolenkim.
4.
Batang Dikotil Merambat
Para Aristolochia, jaringan pembuluh primer
tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri atas epidermis, korteks yang
terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil, dan silinder pusat
(stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.
Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative
lebih kecil. Floem sekunder tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar,
setiap berkas pengangkut juga membesar
ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim
berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.
Cucurbita mempunyai berkas pangangkut
bikolateral. Epidermis uniseriate dan di bawahnya terdapat kolenkim dan
klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang mempunyai stomata.
Endodermis mengandung tepung. Cirri khas batang Diotil merambat adalah
terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.
5.
Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder
yang Menyimpang
Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk
menunjukkan bentuk keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang
ditemukan pada Conifer dan tumbuhan Dikotil berkayu dari daerah beriklim
sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat
pada kedudukan normal. Namun, tubuh sekunder menunjukkan penyebarang xylem dan
floem yang tidak biasa. Pada Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia,
floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga ke arah dalam sehingga
floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder.
Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae,
dan Nygtaginaceae, serangkaian cambium pembuluh tersusun dari bagian pusat
batang ke arah luar. Masing-masing kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan
floem ke arah luar sehingga terjadi lapisan yang terdiri atas xylem, kambium,
dan floem. Pada batang Bougaienvillea spectobilis, xylem dan floem
membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut jaringan
konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas
pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi masa
keaktifannya terbatas. Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium yang
tidak normal.
Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada
Bignoniaceae. Setelah silinder kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan
primer, empat bidang kambium berhenti menghasilkan xylem, tetapi terus
melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada dua jenis kambium, yaitu (1)
dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke dua arah, dan (2) monopleuris, yang
keaktifannya hanya satu arah. Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah
floem yang tertanan dalam xylem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xylem
mempunyai kambium yang hanya mengahsilkan floem ke arah luar saja. Diantara
xylem dan floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xylem ke arah dalam dan
floem ke arah luar.
Aralia cordeta, yang mempunyai berkas penangkut
bikolateral, juga mengalami pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut
bikolateral biasanya terdiri atas xylem di bagian tengah dan floem di sebelah
luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu floem terdapat di
tengah, dan xylem terdapat di sebelah luar dan dalam.
6.
Batang Monocotyledoneae
` Batang Poaceae pada
penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut yang tersusun dalam
dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun melindungi
di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut
yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat
pada epidermis di dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut
tersebar, tidak terdapat lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah
epidermis mengalami penskleritan. Pada batang Monokotil, tidak terjadi
pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya mempunyai selubung sklerenkim.
Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas
pengakut tersebar atau melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton,
tumbuhan Monokotil yang hidup di air, mempunyai korteks lebar yang terdiri atas
jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder pembuluh dibatasi oleh
endodermis yang selnya kecil.
Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan
sekunder dari kambium pembuluh, tetapi batangnya dapt berkembang menajd itebal.
Misalnya pada Palmae. Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel
parenkim dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse).
Namun ada juga tumbuhan Monokotil yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan
sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena,
Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari parenkim yang terdapat
di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas pengangkut sekunder
dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah luar.
Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah
memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga
kali. Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung
dengan sel sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas
pengangkut. Berkas pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami
sampaikan dalam makalah ini, maka dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan ontogeni batang dimulai dari perkecambahan
biji, dimana embrio membesar dan mulai tumbuh, meristem pucuk batang muda
menambah primordia daun dan buku.
2. Batang
primer berkembang dari protiderm, prokambium, dan meristem dasar.
3. Pertumbuhan
sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah
secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat.
4. Macam-macam
tipe batang diantaranya:
Ø Batang conifer
Ø Batang dikotil berkayu
Ø Batang dikotil tidak berkayu (herbaceus)
Ø Batang dikotil merambat
Ø Batang dikotil dengan pertumbuhan sekunder
yang menyimpang
Ø Batang monocotyledoneae
DAFTAR
PUSTAKA
mulyani,sri.2006.Anatomi tumbuhan.Yogyakarta:KANISIUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar